Langsung ke konten utama

Unggulan

Review Buku - The Things You Can See Only When You Slow Down: How to be Calm in a Busy World

The Things You Can See Only When You Slow Down (sumber dok. pribadi) Tepat seperti judulnya The Things You Can See Only When You Slow Down , buku ini memang harus dinikmati secara " slow down " pada waktu luang dalam keadaan pikiran yang tenang ditambah secangkir teh. Kurasa buku ini juga bisa membantu kalian yang butuh healing tanpa perlu traveling . Ini adalah salah satu cara healing yang ekonomis dan praktis. Buku ini seperti angin sepoi di musim semi. Ya, seperti itulah kira-kira kesan yang aku rasakan ketika sedang membaca buku ini. Membuat hati terasa nyaman dan ringan ketika membaca tiap chapter yang ada. Terdapat 8 chapter yaitu (1) Rest, (2) Mindfulness, (3) Passion, (4) Relationships, (5) Love, (6) Life, (7) The Future, (8) Spirituality. Keseluruhan chapter pastinya bisa dibilang penting tapi aku akan mereview beberapa saja supaya kalian makin penasaran baca buku ini.  Chapter 1 - Rest Bila kalian sering merasa kesulitan mengendalikan emosi negatif, seperti anger

Review Novel - Cerita Cinta Kota by Dwitasari dkk





Judul : Cerita Cinta Kota
Penulis : Dian Nafi, Nita Aprilia, Dita Kersiyanti, Fakhrisina Amalia Rovieq, Rizky Suryana Siregar, Ismaya Novita Rusady, Rina Wijaya, Mario Mps, Noury, Winda Az Zahra & DWITASARI
Halaman : 216 hlm
Cetak : Mei 2013 (cetakan kedua)
Penerbit : PlotPoint Publishing (Kelompok Penerbit Bentang Pustaka), Jakarta
ISBN : 978-602-9481-27-3

Rating : (****)  -dari 5 bintang

Sinopsis
      Sebuah kota mampu mematahkan hatimu, tapi juga mampu melahirkan cinta untukmu. Sebelas cerita berkisah tentang cinta yang lahir dan tumbuh, hidup dan kandas di berbagai kota di Indonesia. Kisah ini dimulai dari hal kecil yang terlewat dari keseharian kota: cinta dari de ja vu, prasangka dibawah panasnya matahari, perjalanan meniti ribuan anak tangga, perihnya senja terakhir, pandangan pertama di festival tahunan, pencarian pintu misteri, petik gitar saat hujan rintik, memori masa kecil tentang kebun apel, rasa takut merasakan kecupan pertama, kisah sepasang sepatu lusuh dan seorang gadis yang berlari mengejar cintanya di sepanjang Jembaran Ampera.
         Ini adalah kisah dari seputuh penulis pemenang kompetisi #CeritaCintaKota bersama penulis buku bestseller Raksasa dari Jogja – Dwitasari. Ini adalah kisah kota dan mereka yang tumbuh bersamanya.

Resensi
        Sesuai dengan judulnya, omnibook ini mengusung tema cinta teenagers hingga adult. Sebuah kota pasti memiliki kesan untuk masing-masing orang yang mengukir kisah hidupnya. Novel ini berisi 11 cerita cinta dengan latar belakang yang berbeda. 11 cerita dengan sedikit sentuhan budaya dari berbagai kota di Indonesia. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri selain sampul buku yang eye catching.
        Perasaan cinta bisa datang kapan saja tanpa melihat waktu. Cinta bisa tumbuh dari pertemuan singkat dan tak terduga namun dalam mengakar di hati. Kenangan dari masa lalu yang selalu menuntunmu untuk tetap percaya bahwa cinta sejati membutuhkan perjuangan. Cinta bisa timbul dari seseorang yang ada disekitarmu, yaitu sahabat. Sepasang sepatu lusuh yang bisa memberi makna kehidupan. Bagaimana Jembatan Ampera menjadi saksi seorang anak manusia yang ingin menjaga kesucian cintanya untuk masa depan.
        Novel ini tidak hanya sebuah penghiburan semata, banyak kisah tentu juga akan memberi banyak pembelajaran hidup yang bisa diserap. Latar belakang kota membuat pembaca bisa belajar tentang kekayaan budaya di Indonesia, seperti Bali dan Demak . Memang terkesan memiliki pesan sederhana, tapi bukankah hal besar dimulai dari hal kecil. Pembelajaran tentang bagaimana menggali pribadi lebih dalam pada kisah “Pintu ke-1001” - (Semarang) dan “Sebelum TransJakarta Berlalu” - (Jakarta). Memahami sebuah kebaikan tanpa mengharap imbalan, itulah ketulusan dari kasih sayang. Itu yang diajarkan dalam kisah “Amanat Perjuangan Rianti” - (Palembang). Kisah paling menyayat hati tentang hikmah dari kandasnya harapan dan memahami arti dari kehilangan, kisah “Memoar Senja” - (Palangkaraya). Tentang cinta yang datang dan pergi dalam kisah “Kopi Cinta di Grebeg Besar” - (Demak). Serta masih ada beberapa kisah cinta lainnya.
          Dua kisah yang paling aku suka, pertama adalah “Cinta Keranjang Apel” selain karena kisah persahabatan dan perjuangan yang  menyentuh. Entah, mungkin karena mengusung latar belakang Kota Malang yang sangat aku kenal, kota dimana aku lahir dan tumbuh hehe. Kedua, kisah dari salah satu penulis favoritku Dwitasari berjudul “Sepatu” - (Depok). Cerita tentang sebuah pengabaian yang menyadarkan kita untuk menghargai perasaan dan perjuangan seseorang. 
        Intinya yang aku suka dari buku ini adalah banyak hal yang bisa aku jadikan pelajaran hidup. Menghargai perasaan cinta. Bagi yang penasaran dengan buku ini, segera cari di toko buku terdekat dan selamat membaca. Akan lebih baik jika dilanjutkan dengan resensi.  

Komentar