Judul : Cerita Cinta Kota
Penulis : Dian Nafi, Nita Aprilia, Dita Kersiyanti,
Fakhrisina Amalia Rovieq, Rizky Suryana Siregar, Ismaya Novita Rusady, Rina
Wijaya, Mario Mps, Noury, Winda Az Zahra & DWITASARI
Halaman : 216 hlm
Cetak : Mei 2013 (cetakan kedua)
Penerbit : PlotPoint Publishing (Kelompok Penerbit Bentang
Pustaka), Jakarta
ISBN : 978-602-9481-27-3
Rating : (****) -dari 5 bintang
Sinopsis
Sebuah kota mampu mematahkan hatimu, tapi juga mampu
melahirkan cinta untukmu. Sebelas cerita berkisah tentang cinta yang lahir dan
tumbuh, hidup dan kandas di berbagai kota di Indonesia. Kisah ini dimulai dari
hal kecil yang terlewat dari keseharian kota: cinta dari de ja vu, prasangka dibawah panasnya matahari, perjalanan meniti
ribuan anak tangga, perihnya senja terakhir, pandangan pertama di festival
tahunan, pencarian pintu misteri, petik gitar saat hujan rintik, memori masa
kecil tentang kebun apel, rasa takut merasakan kecupan pertama, kisah sepasang
sepatu lusuh dan seorang gadis yang berlari mengejar cintanya di sepanjang
Jembaran Ampera.
Ini adalah kisah dari seputuh penulis pemenang kompetisi
#CeritaCintaKota bersama penulis buku bestseller Raksasa dari Jogja – Dwitasari.
Ini adalah kisah kota dan mereka yang tumbuh bersamanya.
Resensi
Sesuai dengan judulnya, omnibook ini mengusung tema cinta teenagers hingga adult. Sebuah kota pasti memiliki kesan untuk masing-masing
orang yang mengukir kisah hidupnya. Novel ini berisi 11 cerita cinta dengan
latar belakang yang berbeda. 11 cerita dengan sedikit sentuhan budaya dari
berbagai kota di Indonesia. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri
selain sampul buku yang eye catching.
Perasaan cinta bisa datang kapan saja tanpa melihat waktu.
Cinta bisa tumbuh dari pertemuan singkat dan tak terduga namun dalam mengakar
di hati. Kenangan dari masa lalu yang selalu menuntunmu untuk tetap percaya
bahwa cinta sejati membutuhkan perjuangan. Cinta bisa timbul dari seseorang
yang ada disekitarmu, yaitu sahabat. Sepasang sepatu lusuh yang bisa memberi
makna kehidupan. Bagaimana Jembatan Ampera menjadi saksi seorang anak manusia
yang ingin menjaga kesucian cintanya untuk masa depan.
Novel ini tidak hanya sebuah penghiburan semata, banyak
kisah tentu juga akan memberi banyak pembelajaran hidup yang bisa diserap. Latar
belakang kota membuat pembaca bisa belajar tentang kekayaan budaya di Indonesia,
seperti Bali dan Demak . Memang terkesan memiliki pesan sederhana, tapi
bukankah hal besar dimulai dari hal kecil. Pembelajaran tentang bagaimana
menggali pribadi lebih dalam pada kisah “Pintu ke-1001” - (Semarang) dan “Sebelum
TransJakarta Berlalu” - (Jakarta). Memahami sebuah kebaikan tanpa mengharap
imbalan, itulah ketulusan dari kasih sayang. Itu yang diajarkan dalam kisah “Amanat
Perjuangan Rianti” - (Palembang). Kisah paling menyayat hati tentang hikmah
dari kandasnya harapan dan memahami arti dari kehilangan, kisah “Memoar Senja” -
(Palangkaraya). Tentang cinta yang datang dan pergi dalam kisah “Kopi Cinta di
Grebeg Besar” - (Demak). Serta masih ada beberapa kisah cinta lainnya.
Dua kisah yang paling aku suka, pertama adalah “Cinta
Keranjang Apel” selain karena kisah persahabatan dan perjuangan yang menyentuh. Entah, mungkin karena mengusung latar
belakang Kota Malang yang sangat aku kenal, kota dimana aku lahir dan tumbuh
hehe. Kedua, kisah dari salah satu penulis favoritku Dwitasari berjudul “Sepatu”
- (Depok). Cerita tentang sebuah pengabaian yang menyadarkan kita untuk
menghargai perasaan dan perjuangan seseorang.
Intinya yang aku suka dari buku
ini adalah banyak hal yang bisa aku jadikan pelajaran hidup. Menghargai perasaan
cinta. Bagi yang penasaran dengan buku ini, segera cari di toko buku terdekat
dan selamat membaca. Akan lebih baik jika dilanjutkan dengan resensi.
Komentar
Posting Komentar