Penulis : Acariba
Halaman : 320 hlm, 18cm
Cetak : 2015 (cetakan pertama)
Penerbit : PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta
ISBN : 978-602-02-6400-4
Rating
(****) – dari 5 bintang
Novel ini aku dapatkan dari Blog tour giveaway #PreciousLady yang diadakan 2 minggu lalu di http://resensibukublog.blogspot.com. Terima kasih kepada
@MentionSari @ReTuRike dan Elex Media Komputindo
Sinopsis
Diva
seorang wanita mungil berusia 25 tahun yang dipaksa menjadi penerus bisnis
keluarga. Diva lebih memilih karir sebagai dokter dan membiarkan sepupunya
mengatur perusahaan. Sang Ayah berulang kali berusaha mengatur perjodohan Diva
dengan anak dari rekan bisnis. Seolah memanfaatkan Diva untuk kepentingan
pengembangan perusahaan. Diva selalu menolak, karena semua laki-laki tersebut
hanya menginginkan harta berlimpah yang dimiliki keluarganya. Diva pasti akan
memanggil jiwa gorilla dalam dirinya dan mengeluarkan jurus andalannya untuk
membuat babak belur para lelaki. Semua itu dia lakukan agar lelaki tersebut
jera dan mundur dari perjodohan. Sikapnya yang penuh waspada dan tempramental
mungkin membuat lelaki takut pada Diva. Sesungguhnya Diva hanyalah wanita
sederhana yang berharap menemukan lelaki yang melihat dan mencintai apa adanya.
Suatu
ketika setelah penantian panjang, Diva merasa telah menemukan sosok yang mampu
membuatnya berdebar. Sialnya, Diva terjebak dalam pesona dua lelaki pada saat
yang bersamaan. Bima duda mapan berumur 36 tahun. Ino abg tampan berumur 17
tahun. Kehadiran mantan istri Bima yang tampak terlalu sempurna untuk
digantikan membuat Diva tidak percaya diri. Mantan istri yang ternyata masih
mengharapkan kesempatan kedua bersama Bima dan anaknya. Bagaimana mungkin Diva
bisa memilih jika ternyata ada hubungan keluarga yang tidak bisa dia
kesampingkan begitu saja. Karena anak hasil pernikahan Bima dan mantan istrinya
adalah Ino. Akankah Diva mementingkan perasaannya atau mempersatukan kembali
keluarga yang telah lama hancur ?
“Kalau dia jodohmu, kalian pasti
akan bersatu lagi.
Semua akan ada jalannya.
Kamu hanya tinggal berusaha dan
menunggu.
Aku butuh tiga bulan untuk bisa
bertemu kembali dengan suamiku,
sedangkan bayi di perutku ini
harus menunggu
selama sembilan bulan untuk menatap wajah ayahnya.
Setiap
manusia punya waktu sendiri-sendiri, termasuk kamu”.
Review
Kesan
pertama, melihat cover dan judul aku sempat mengira bahwa ini merupakan novel
fantasi ala dongeng. Menurutku cover novel ini kurang menarik dan ambigu, cukup
disayangkan karena aku tidak mengira bahwa novel ini ternyata memiliki cerita
yang bagus. Semoga tidak banyak orang seperti aku, cause’ sometimes I judge a
book by its cover. Aku menilai gaya penulisan Acariba ini menarik seperti
Ika Natassa. Ada humor yang tersirat dari dialog atau kata hati tokoh utama.
Membuat novel ini lebih menghibur dan tidak terlalu serius.
Novel ini
menggunakan sudut pandang orang pertama, Diva sebagai tokoh utama yang memiliki
karakter unik bin ajaib. Acariba menggambarkan dengan jelas fisik dan karakter
tokoh yang ikut bermain dalam cerita ini. Mungkin dengan menambah porsi
pengetahuan bisa membuat novel ini seperti karya para best seller cerdas,
seperti Ilana Tan, Dee dan Ika Natassa. Maaf aku membandingkan karena menurutku
memang ini novel yang bagus.
Alur
cerita tidak bertele-tele, mengalir dan aku menikmatinya. Sekilas gaya bahasa terasa
sederhana seperti novel teenlit atau drama korea yang digandrungi remaja,
terlihat dari gombalan dan godaan para tokoh lelaki dalam cerita ini. Tapi pembawaan
yang lebih dewasa terasa dari sikap dan pemikiran para tokoh. Perlu batasan
pembaca, 17 tahun keatas karena terdapat kata-kata yang terlalu vulgar untuk
remaja. Para pembaca Ika Natassa pasti sudah biasa dengan ini. Oke.. okee.. aku
memang sangat menyukai karya Ika Natassa, jadi harap maklum kalau aku sering
menyebut namanya hahaha.
Novel ini
memiliki konflik dengan porsi yang pas dan memiliki benang merah sehingga
cerita tetap fokus. Ada yang tidak sesuai tentang umur Bima yang diutarakan di dalam cerita dan sinopsis sampul belakang. Ada beberapa kesalahan redaksional atau penulisan kata, di beberapa halaman. Bangga karena kota Malang menjadi latar belakang dari novel ini hanya saja kurang digambarkan lebih detail. Karena menurutku bila detail tersebut ada maka akan membuat novel ini akan terasa makin hidup dan nyata. Tolok ukur sebuah novel bisa aku katakan bagus adalah
bagaimana aku bisa ikut tenggelam merasakan emosi cerita yang disampaikan
penulis. Aku mendapatkan itu dari novel ini, entah ending apapun yang mungkin
terjadi aku akan tetap menilai novel ini layak untuk jadi best seller nantinya. Ya, aku sangat suka novel ini karena bisa tergolong dalam novel yang bisa dibaca berkali-kali :)
Komentar
Posting Komentar